Tujuan Hidup Termotivasi ayat : Berusahalah kamu Seolah akan Hidup Selamanya. Bekal Hidup Dimotivasi : Beribadahlah kamu Seolah akan mati esok Hari
Rabu, 06 Mei 2015
BERAPA JUMLAH AYAT ALQUR’AN..?
Tak pernah disangka, tak pernah diduga dari seorang anak terlontar sebuah pertanyaan yang mengejutkan bagi diri saya ketika ada seorang anak kecil bertanya pada ayahnya seperti ini, “Ayah…kata Bu Guru Agama Al Qur’an itu terdiri dari 30 Juz, 114 Surat, 6.666 Ayat, tapi kok aneh sih waktu Aa hitung jumlah ayatnya kurang dari 6.666 Ayat?, Bu Guru salah…jumlahnya ngga segitu tapi cuma ada 6.236.” sang Ayah pun kaget waktu anaknya bertanya seperti itu, sekaligus merasa bangga karena jarang ada anak yang bertanya begitu kritis dan keingintahuannya yang besar untuk membuktikan bahwa apa yang diajarkan disekolahnya kemudian dia praktekkan dirumah dengan menghitungnya.
Dengan santainya, sang Ayah pun menjawab pertanyaan anaknya itu “Ah…Aa salah hitung tuh, Bu Guru ngga salah kok. dulu Ayah juga waktu sekolah jumlahnya segitu, sampai sekarang juga yah segitu. iya kan Pak!” Tanya temanku kepada saya, saya pun menjawabnya. “iya betul nak.” tapi aku pun jadi penasaran dan bertanya pada anak teman saya itu “Memangnya tadi Aa tuh lagi ngitung jumlah ayat yang ada di Al Qur’an yah?” “Iya,” Jawab si anak itu. kemudian aku kembali bertanya pada anak itu, “sudah berapa kali Aa ngitungnya?” “baru sekali,” jawabnya. “coba dihitung kembali A!” aku kembali bertanya pada anak itu. “males ah,” jawab sang anak.
nah, dari peristiwa itu aku jadi penasaran untuk menghitung jumlah ayat yang terdapat di Al Qur’an setelah sepulangnya dari rumah temanku. begitu sampai rumah, saya pun segera langsung mencari Al Qur’an dan mulai menghitungnya dengan cara menulis Surat dan jumlahnya, seperti ini :
1. Al Fatihah……7
2. Al Baqarah…..286
3. Ali Imran…….200
dan seterusnya hingga pada Surat yang terakhir, agar mudah menjumlahnya sekaligus mengkoreksi apa yang tadi saya hitung, siapa tau saya juga salah menjumlahnya. ketika setelah selesai menghitungnya saya pun kaget, ternyata apa yang dikatakan si anak itu benar, jumlahnya kurang. tapi saya pun tidak langsung percaya begitu saja, saya coba kembali mengecek dan menghitungnya kembali, siapa tau saya juga salah menghitungnya. ketika selesai mengecek dan menghitung ternyata masih kurang juga jumlahnya, saya pun masih tetap tidak langsung percaya dan tidak mau langsung menyerah, aku malah semakin tertantang untuk mengetahui kebenarannya. karena saya sendiri adalah termasuk orang yang langsung percaya ketika ada seorang guru disekolah atau guru yang mengajar ngaji mengajarkan, bahwa Al Qur’an itu terdiri dari 30 Juz, 114 Surat, 6.666 Ayat, Para Ustad pun mengajarkannya demikian.
kembali pada cerita sebelumnya, saya pun segera mencari Al Qur’an yang lain yang saya miliki dirumah, saya juga sering berlama-lama di masjid ini dan itu hanya untuk melihat kitab suci Al Qur’an dengan bentuk yang berbeda, begitu pula penerbitnya agar saya dapat segera mengecek dan menghitungnya, hingga sampai pada akhirnya saya pun menyerah untuk menghitungnya. karena, setelah mengecek dan menghitungnya tetap saja kurang jumlahnya. tapi anehnya saya kok jadi semakin tambah bersemangat untuk mencari tau, dan ingin segera bertemu orang-orang yang senang mempelajari tentang agama Allah dan menyiarkannya. ingin sekali rasanya mendapatkan jawaban, kenapa kok bisa kurang jumlahnya!
hari demi hari berlalu, tak lepas dari sebuah pertanyaan yang sangat menarik untuk saya ketahui, saya pun selalu bertanya setiap bertemu dengan para Ustad atau para Kyai, baik yang saya kenal maupun yang saya tidak kenal. dengan siapa saja yang ada di jalan ketika saya sedang beraktifitas (siapa saja = orang-orang yang saya anggap memiliki kelebihan pengetahuannya tentang agama Allah) atau di sebuah pertemuan atau selepas pengajian, karena sangat penasaran dengan hal tersebut. dari pertanyaan yang aku ajukan itu, jawabannya pun berbeda-beda. ada yang menjawab “meskipun kita ketahui bahwa matematika itu ilmu pasti, hitungan Allah itu tidak sama dengan cara manusia menghitung, jika manusia menghitung 1 + 1 = 2, Allah bisa berbeda jumlahnya ketika Allah Menghendakinya, bisa jadi 1 + 1 = 6 atau yang lainnya.” sebagian yang lain menjawab “Allah punya maksud lain, agar kita mau berfikir dan menjadi kaum yang mau berfikir akan kebesaranNya.” sebagian yang lainnya hanya terdiam karena tidak bisa menjawab.
Alhamdulillah, setelah sekian lama mencari jawaban hanya satu jawaban yang menurut saya pribadi sangat mengena (cocok) buat sendiri meskipun saya sendiri hingga saat ini belum menyelidikinya lagi, dari jawaban yang aku dapat dari seorang Ustad. meskipun demikian, saya tidak menyalahkan jawaban yang lainnya, yaitu jawaban yang pernah saya dapatkan seperti yang telah saya uraikan tadi. saya pun sempat mencari jawaban di internet dan jawabannya hampir mirip meski ada pula jawaban yang lainnya yang tidak aku tulis disini.
sebelumnya saya mohon maaf karena ada banyak kata-kata yang tidak persis sama seperti yang di ucapkan oleh Ustad yang memberikan jawaban tersebut kepada saya dan banyak sekali kekurangannya, akan tetapi saya menangkap inti dari jawaban tersebut. lain halnya dengan menghafal Al Qur’an, karena Allah menjamin langsung terpeliharanya Al Qur’an hingga akhir zaman nanti
إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al Hijr : Ayat 9).
jawaban Ustad dari pertanyaan saya tersebut adalah seperti ini, “Dahulu ketika Rasulullah membacakan Ayat-ayat yang datangnya dari Allah kepada para sahabat, Beliau tidak pernah menjelaskan dimana berhentinya ayat, Beliau berhenti sekedar mengambil nafas kemudian melanjutkan membacakan Ayat-ayat Allah. sebenarnya tidak ada yang berbeda dari Al Qur’an yang satu dengan yang lainnya, meskipun jumlahnya berbeda-beda jika dijumlah seperti penjumlahan yang saya lakukan itu. keterangan lengkapnya adalah sebagai berikut :
Imam Jalaluddin As-suyuthi menjelaskan dalam Al-Itqan nya:
وقال غيره: سبب اختلاف السبب في عدد الآي أن النبي صلى الله عليه وسلم
كان يقف على رؤوس الآي للتوقيف فغذا علم محلها وصل للتمام فيحسب السامع حينئذ أنها ليست فاصلة
Dan berkata para ulama: Sebab berbedanya hitungan ayat itu karena sesungguhnya Nabi Muhammad SAW berhenti pada permulaan ayat karena waqof, maka ketika beliau mengetahui tempat (posisi ayat) nya maka Nabi melanjutkan untuk menyelesaikannya, sehingga pendengar (para sahabat) menyangka itu bukan kelanjutan ayat tadi.
Sungguh perkara ayat ini para Ulama telah menjelaskannya. Adapun kita tak usahlah merasa paling benar kemudian menyalahkan para Ulama yang kredibilitas keilmuannya terpercaya dan jauh di atas kita atau menyalahkan pengajar kita. hal ini sama sekali tidak menodai Al-Quran karena tidak ada ketetapan dari Nabi SAW bahwa Al-Quran itu harus dicetak dengan jumlah halaman tertentu. Alhamdulillah hingga sampai saat ini Al Qur’an tidak berubah, sesuai janji Allah yang tertera dalam Surat Al Hijr ayat 9 dan Surat Al ‘Ankabuut Ayat 49. sebenarnya jumlah 6.666 Ayat itu adalah jumlah pengelompokkan ayat, adalah sebagai berikut :
1. 1.000 ayat tentang Janji
2. 1.000 ayat tentang Larangan
3. 1.000 ayat tentang Ancaman
4. 1.000 ayat tentang Perintah
5. 1.000 ayat tentang Informasi dan Sejarah
6. 1.000 ayat tentang ‘ibrah (pelajaran) dan tamsil (perumpamaan)
7. 500 Ayat tentang halal dan haram
8. 100 Ayat tentang nasikh dan mansukh
9. 66 Ayat tentang doa, istighfar dan dzikir.
mungkin itu jawaban dari saya untuk anda yang menanyakan tentang perbedaan jumlah ayat yang terdapat dalam Al Qur’an, semoga bermanfaat.
“sebelumnya saya minta maaf, ada baiknya kita sama-sama belajar dan terus belajar mengenai ini dan itu, apapun yang berkaitan dengan agama ini, bolehkah kita saling berbagi pengetahuan mumpung Allah memberikan kita waktu luang untuk sekalian belajar mengetahui sejarah penulisan, pengumpulan dan penyalinan Al Qur’an” ucap si Ustad. “boleh…boleh…pa ustad,” jawabku. kemudian pa ustad melanjutkannya. seperti yang sudah kita ketahui, Al Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur selama 23 tahun (22 Tahun 2 Bulan 22 Hari) 13 Tahun di Mekkah dan 10 Tahun di Madinah.
اقرأ باسم ربك الذي خلق
” Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
خلق الإنسان من علق
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
اقرأ وربك الأكرم
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
الذي علم بالقلم
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
علم الإنسان ما لم يعلم
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(Q.S. Al ‘Alaq : Ayat 1-5)
masih ingat dengan ayat-ayat yang diatas? ayat-ayat diatas adalah ayat yang pertama kali Rasulullah terima dalam Surat Al ‘Alaq tapi mengapa tidak ditaruh di awal Surat? loh kok ditaruh di Surat yang ke-96. sesungguhnya Ayat-ayat Al Qur’an sendiri turun secara bertahap menyesuaikan dengan kondisi yang ada saat itu.
Awal sejarahnya adalah seperti ini……..
Ketika diturunkan satu atau beberapa ayat, Rasulullah saw langsung menyuruh para sahabat untuk menghafalkannya dan menuliskannya di hadapan beliau. Rasulullah mendiktekannya kepada para penulis wahyu. Para penulis wahyu menuliskannya ke dalam lembaran-lembaran yang terbuat dari kulit, daun, kaghid, tulang yang pipih, pelepah kurma, dan batu-batu tipis. Mengenai lembaran-lembaran ini Allah SWT berfirman :
رسول من الله يتلو صحفا مطهرة
“(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Qur’an),” (Q.S. Al Bayyinah (98) : Ayat 2)
Rasulullah saw mengizinkan kaum muslimin untuk menuliskan al-Qur`an berdasarkan apa yang beliau diktekan kepada para penulis wahyu. Rasulullah saw bersabda :
Laa taktubuu ‘annii, wa man kataba ‘annii ghairal qur`aani falyamhuHu
“Janganlah kalian menulis dari aku. Barangsiapa yang telah menulis dari aku selain al-Qur`an hendaknya ia menghapusnya.” (HR. Muslim)
Rasulullah saw tidak khawatir dengan hilangnya ayat-ayat al-Qur`an karena Allah telah menjamin untuk memeliharanya berdasarkan nash yang jelas:
إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al Hijr : Ayat 9).
Rasulullah saw gembira dan ridha dengan al-Qur`an sebagai mukjizat terbesarnya yang dapat digunakan sebagai hujjah terhadap orang-orang Arab maupun orang-orang di seluruh dunia. Ketika Nabi saw wafat, al-Qur’an secara keseluruhan sudah tertulis pada lembaran-lembaran, tulang-tulang, pelepah kurma, dan batu-batu tipis, dan di dalam hafalan para sahabat ra.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar